Jumat, 24 Juni 2011

I Love My Eyes, ONLY!!!


Cast : Shin minseul(me)
Choi minho  (minho)

            Pagi yang cerah menyambut minseul hari ini. Dia masih melihat dirinya di cermin. Barusaja dia menyelesaikan riasan di mata nya selama hampir 20 menit lamanya. Belakangan memang matanya sedikit menunjukkan lingkaran hitam yang menjengkelkan. Minseul yang sangat mencintai matanya berusaha mati-matian unutk menutupinya dengan makeup. Sampai harus merepotkan eommanya pagi-pagi begini untuk membantunya menutupi mata pandanya. Minseul mengedip-ngedipkan matanya sambil tersenyum. Matanya terlihat lebih indah sekarang, ya, seperti yang dia inginkan. Walaupun riasan ini sungguh berlebihan karena dia hanya akan pergi ke sekolah, namun dia tidak peduli. Kini ia berputar kekiri dan ke kanan memastikan semuanya terlihat sempurna. Dia sama sekali tidak mau jika ada yang kurang sedikitpun. Berkali-kali dia merapikan rambutnya yang sebenarnya sudah sangat rapi sambil sesekali melirik ke jam dinding tepat di belakangnya, jadi dia cukup melihatnya dari cermin, memang sengaja di buat seperti itu. Sampai-sampai dia pernah menangis saat baru pindah ke rumahnya sekarang karena jamnya tidak di letakkan didepan cermin dan merengek meminta appanya menyuruh siapapun untuk memindahkannya padahal itu sudah malam.

-flashback on-

“akhirnya kita sampai juga.”, ujar appa minseul seraya keluar dari mobil disusul eomma dan minseul sendiri. Minseul memang anak tunggal di keluarga ini, itu yang membuatnya menjadi anak yang istimewa dengan kemanjaannya yang terkadang sangat berlebihan.

“eomma~ aku lelah sekali~”, rengeknya sambil bergelayut manja di bahu eommanya. Eommanya hanya membalas dengan seyuman karena diapun sudah sangat kelelahan sepertinya. Mereka berdua kemudian memasuki rumah itu terlebih dahulu sementara appa masih sibuk bersama 2 orang ahjussi mengurusi beberapa barang yang harus di bawa masuk kedalam rumah. Semua terlihat sangat baikbaik saja sampai……

“APPPAAAAAA~~~~~”, minseul berteriak dari dalam kamar barunya. Eomma dan appa bergegas menghampiri putri semata wayangnya itu dengan tergesa.

Tidak lama kemudian para ahjussipun mulai sibuk memindahkan barang sesuai permintaan minseul. Eomma dan appapun tak kalah sibuknya dengan kedua ahjussi itu dan minseul masih terus menangis sampai semua terlihat semuanya sempurna di matanya baru dia tersenyum sambil menghapus air matanya dan berhamburan kedalam pelukan eommanya.

-flashback off-

-minseul pov-

            Seperti biasa semua orang memperhatikanku dari ujung lorong sekolah sampai aku menghilang dari pandangan mereka. Tidak siasia aku berlama-lama berdiri di depan cermin. Entah mengapa ada kepuasan tersendiri dalam hatiku dengan keadaan yang seperti itu. Aku berjalan sambil melompat-lompat kecil menunjukkan keeriaanku, walau terlihat seperti anak kecil aku tetap tak peduli. Aku tetap berjalan lurus tanpa menoleh atau menyapa siapapun. Mungkin banyak  yang menyangka aku terlalu sombong tapi percayalah aku tidak seperti yang kalian pikirkan. Tidak ada yang berani mengomentariku, lebih tepatnya mereka sudah terlalu lelah mungkin karena kecuekanku itu. Sampai detik ini memang hampir tidak ada yang berani berbicara tentangku, HAMPIR, kecuali namja satu ini yang sedang berdiri dihadapanku. MINHO! CHOI MINHO! Lagi-lagi dia menghentikan langkahku dengan berdiri dihadapanku seperti ini.

            “ya! Apa kau tidak lelah mengangguku setiap pagi?” ujarku kesal sambil melipat tangan didepan dadaku dan sedikit mengangkat kepalaku. Minho memang terlalu tinggi untuk gadis bertubuh mungil sepertiku. Mungkin minho menyadarinya kali ini diapun langsung merendahkan tubuhnya menyamakan denganku. Dan itu sedikit membuatku tersinggung. “ya! Bukan aku yang pendek, tapi kau terlalu tinggi!! Kau tau kau itu seperti alien yang mempunyai tangan dan kaki yang begitu panjang seperti itu.”

            “ya! Ya! Kau ini lagi-lagi! Daripada kau, apa yang terjadi dengan matamu itu. Kurasa hanya kau anak sekolahan yang melukis matanya seperti itu.”, dan akhirnya keributan setiap pagi terjadi lagi. Ntah untuk yang keberapa kalinya ini terjadi dan sepertinya takkan pernah berakhir.

            “ya! Ini eyeliner, kau pikir mataku ini apa! Berhenti menghina mata indahku. Setidaknya mataku tidak seperti mata keroro gunsou seperti matamu itu.”

            “mwo???!! Apa kau bilang”, minho membelalakkan matanya dengan ekspresi seperti tidak percaya dengan apa yang barusan ku katakana. Namun dia lalu tertawa sekeras-kerasnya dan itu cukup menarik perhatian siswa lain yang sebenarnya mungkin sudah bosan dengan adegan memalukan seperti ini setiap pagi. “HAHAHA~ bilang saja kau ingin mata sipit mu itu terlihat lebih besar dengan melukisnya seperti itu. Kau iri dengan mataku kan~~ hahahaha~”

            Aku semakin kesal. Akhirnya ku putuskan untuk berlari meninggalkannya menuju kelasku sendiri. Hanya membuang waktu berurusan dengannya.

^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^

            Seperti biasa aku menghabiskan waktu istirahatku seorang diri saja. Ya. Aku memang tidak punya teman sekarang. Banyak yang mencoba mendekatiku lalu kemudian menjauhiku begitu saja. Mungkin mereka tidak tahan dengan keegoisanku. Tapi aku tidak merasa berbuat salah, hanya saja itu yang aku dengar saat mereka pergi meninggalkanku. Untungnya aku cukup pintar dalam semua pelajaran jadi aku merasa tidak membutuhkan siapapun kecuali orangtuaku.

            Aku masih dengan santainya mendengarkan musik melalui earphone ditelingaku dan dengan sedikit bersenandung aku memperhatikan siswa lainnya yang sedang asik bersama teman-temannya. Sesungguhnya aku sangat iri. Tidak di rumah, di sekolah, aku benar-benar kesepian. Aku menghembuskan napasku panjang. Sepertinya aku ingin menangis tapi aku terlalu gengsi untuk melakukan itu di depan orang lain apalagi ditempat umum seperti ini. Apa kata mereka. Lamunanku sedang melayang entah kemana sampai tanpa sadar sudah ada seseorang yang duduk disebelahku. Suara musik ditelingaku cukup keras hingga aku tidak mendengarkan yang lainnya. Tidak sengaja aku menoleh kesamping dan tiba-tiba si mata besar sedang tersenyum TEPAT didepan wajahku. “aaaaarrrgggghh@#$@%#%^$&~~” Sontak aku berteriak karena terkejut, tapi dia langsung membungkam mulutku dengan tangan besarnya itu. “#!@#!$$!#$#%##!@####!!!!” ujarku sambil menunjuk-nunjuk tangannya. Dia lalu tersadar dan melepas tangannya. “kau ingin membunuhku? Kalau kau iri dengan mataku katakan saja!!” aku mendengus kesal sambil melepaskan earphoneku dan dia hanya tertawa. Huh! Menyebalkan.

          “sembarangan kau. Aku cukup bahagia dengan mataku ini. Buktinya ada yeoja yang ingin matanya sepertiku.” Aku tidak berniat membalas ledekannya. Sepertinya lamunanku tadi telah membiusku. Aku tiba-tiba menyadari akan satu hal, ku lihat kembali wajah namja disampingku. Aku tidak sepenuhnya merasa kesepian belakangan ini sejak kehadirannya. Minho murid baru pindahan dari luar negeri tiba-tiba datang mengganggu pagiku yang sebelumnya sangat tenang dan MEMBOSANKAN. Tak sadar bibirku tersungging begitu aku teringat waktu pertama kali dia pindah ke sekolah ini.

            “hey!! Berhenti menatapku seperti itu! Apa yang kau lihat? Apa kau iri dengan hidungku juga? Pergilah ke rumah sakit untuk mengoperasi hidungmu supaya bisa seperti ini.” Ujarnya sambil menunjuk hidungnya. Aku mengerucutkan bibirku dan memukul hidungnya. Aku tidak tahu apa aku terlalu keras memukulnya, yang pasti matanya sedikit berair sambil mengelus-elus hidungnya yang memerah. Aku merasa sangat geli melihat tingkahnya.

            “ha. Buat apa aku bersusah payah mengoperasi hidungku untuk meniru hidungmu yang merah seperti badut itu?” giliran aku yang tertawa sekarang. Pertanyaan minho kemudian cukup membuatku tidak bisa banyak bicara.

            “aku tidak pernah melihatmu bersama orang lain? Kau tidak punya teman?”, pertanyaan yang menyedihkan kurasa. Namun aku tidak mau terlihat lemah dihadapan namja ini.

            “aniya! Mereka selalu mengemis memintaku menjadi temannya, tapi aku menolaknya. Eomma dan appa bilang aku harus berhati-hati dengan semua orang termasuk DENGANMU!!” aku memalingkan wajahku sambil mendengus kesal, apa-apaan dia tiba-tiba bertanya seperti itu, menjengkelkan.
            “haha. Benar yang mereka katakan tentangmu.” Aku langung menoleh kearahnay lagi, aku berharap dia menceritakan apa yang orang-orang katakan tentangku kepadanya selama ini. dia menatapku dan kembali tertawa..”baiklah~ kalau begitu aku juga akan mengemis kepadamu untuk memintamu berteman denganku,,kau mau kan jadi temanku minseul-ah~” ujarnya memohon sambil mengedipkan matanya dengan sangat menjijikkan. Sebenarnya aku sangat gengsi, tapi aku memang membutuhkan teman sekarang. Dan akhirnya mulai sejak saat itu aku dan minho berteman dengan baik. Karena dia memang namja baik-baik ku rasa.

^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^

Kali ini lagi-lagi aku merengek kepadanya untuk menemaniku ke salon untuk menutupi mata pandaku yang kembali mengganggu. Kebetulan hari ini aku dan minho akan pergi untuk menonton film yang sudah lama aku nantikan selama ini. Tentu saja aku tidak mau orang-orang memperhatikanku karena mata pandaku ini. Sebenarnya aku tidak tau apakah memang akan terjadi seperti itu atau tidak, yang pasti aku tidak mau mataku terlihat buruk. Itu saja. Dan seperti biasanya minho walau dengan langkah yang berat bersedia menemaniku. Meskipun dia tidak berhenti mengomel sepanjang jalan menuju salon, yang pasti aku sangat berterima kasih kepadanya.

“tadda~~ lihat mataku~ sudah lebih baik kan?”,ujarku puas sambil mengedipkan mataku di hadapannya.
“Minseul-ah~ seharusnya kau tidak perlu melakukan hal ini. Kau akan tetap terlihat cantik walaupun tanpa riasan seperti itu. Aku rasa ini sangat berlebihan.” Ujarnya sambil melangkah keluar dari salon.

“aa~ aku tidak mau ada orang yang meledekku.”, aku sedikit memperlambat langkahku mendengar ucapannya. Membuatku sedikit kecewa saja.

Dia berhenti melihatku yang berjalan dengan sangat malas di belakangnya. Dia lalu menghambpiriku dan menarik tanganku. Deg! Aku merasakan sesuatu yang aneh saat ini. Tap aku tidak mengerti perasaan apa itu. “kau hanya terlalu mengkhawatirkan hal yang sebenarnya bukan masalah. lain kali kau tidak perlu seperti itu jika berada didekatku. Aku menerimamu apa adanya.”, ucapannya kali ini membuatku semakin tak karuan. Aku sangat tidak mengerti apa yang ku rasakan.

Kami sangat berisik sepanjang perjalanan keluar dari bioskop. Film yang sangat menegangkan. Mungkin selera kami sama, yaitu menonton film yang bertemakan horror. Kami selalu meluangkan waktu untuk menonton film berdua seperti hari ini. Dan tanganku masih terus menggandengnya, entah kenapa sepertinya tanganku begitu betah berada dalam genggamannya. Begitu hangat dan nyaman. Hingga didepan mobil dia melepaskan genggamannya dan tanpa banyak bicara aku langsung masuk kedalamnya.

*backsound ONE*

“minseul-ah kau tau nanti malam akan ada peristiwa apa?”, ujar minho tanpa melepaskan pandangannya dari jalanan.

“hm. Ya. Anak perempuan di kelasku ramai membicarakannya. Aku tidak begitu tertarik dengan supermoon.”, ujarku seadanya saja. Memang benar dari pada menunggu supermoon lebih baik aku memaksakan mataku untuk tidur. Aku tidak mau mengorbankan mataku demi hal-hal seperti itu. Minho terlihat tersenyum mendengar jawabanku. Kurasa diapun mengerti maksudku.

“begitukah? Kalau begitu aku akan melihatnya bersama orang lain saja”

“mwo? Dengan siapa?” Tanya ku sedikit gugup. Perasaanku sangat tidak bisa ku pahami sekarang.

“ entahlah.” Hanya itu yang keluar dari bibirnya dan aku sangat tidak puas dengan jawabannya itu.

Mengingat ucapannya membuatku tidak bisa tidur sekarang. Aku sangat tidak tenang menebak-nebak orang yang akan menemani minho melihat supermoon. Aku ingin meneleponnya atau sekedar mengirimkan sms kepadanya, tapi aku sangat gengsi. Hhh~ Bahkan tadi dia tidak mengajakku, tiba-tiba saja langsung berbicara seperti itu. Aigoo~ ada apa denganku~ ada apa dengan perasaanku? Aku mulai teringat dengan drama yang aku dan eomma tonton kemarin, mungkinkah~~~??

Drrrttt…drrrttt…

Tanpa ku duga minho meneleponku..

“yeoboseyo? Minho-ya ada apa?”

“!@#!$#$%@@”

“mwo????!!!!”

^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^ ^^
Aku berjalan sendirian ditengah malam yang dingin dan sepi seperti ini, sebenarnya aku takut. Kalau saja minho tidak mengajakku aku juga tidak mau datang sendirian ke tempat seperti ini. Ku lihat dari kejauhan sesosok namja sedang duduk di atas rumput melihat ke langit. Omo~ baru kali ini aku melihat bulan sebesar itu. Aku menyesal sempat mengatakan yang tidak-tidak tentang bulan ini. Aku melangkah dengan sedikit berhati-hati menghampiri namja itu dan duduk disampingnya. Tak banyak berkata-kata setibanya aku di situ. Dia masih sangat terpukau dengan pemandangan langkah nan indah di atas sana. Aku mendengus kesal karena merasa tidak dipedulikan sama sekali. Padahal dia yang memintaku datang kesini.

Minho lalu memalingkan pandangannya ke wajahku. “masih lebih indah dirimu ternyata”, ujarnya sambil tersenyum. Sungguh aku tidak berani menatap wajahnya sekarang, aku tidak mau dia melihat wajahku yang mulai memerah karena ucapannya. Sungguh membuatku ingin terbang sekarang. “minseul-ah~ kau tidak takut matamu menghitam gara-gara menemaniku malam ini?”, tanyanya penasaran.

“hm. Ani. Kau selalu menemaniku. Kau tau aku tidak punya teman dan aku sangat senang kau mau menemaniku.”

“hanya itu saja.”, ujarnya dengan nada seperti kecewa? Aku tidak mengerti.

“hm~ entahlah. Sebenarnya akupun tidak tau pasti apa yang kurasakan belakangan ini.”

Dia tersenyum. “mau ku beri tahu?” aku langsung mengangguk. Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Jantungku seketika berdetak sangat kencang. Aku tidak tau apa yang akan di lakukan namja ini kepadaku. Aku hanya diam dan menanti apa yang akan terjadi. Tiba-tiba kurasakan benda hangat dan lembut menempel dibibirku. Kurasakan hembusan napasnya menghangatkan wajahku. Dan di bawah sinar rembulan malam ini semua itu terjadi begitu saja. Dan aku tidak tau harus berbuat apa, hanya diam dan mengikuti permainannya saja. Hingga dia mengakhiri ciuman ini(sebenarnya mel ngerasa gimana gitu mau ngetik ini. :p). Aku sangat senang sampai tidak mampu berkata apa-apa lagi. Kali ini aku yakin aku sedang jatuh cinta dan aku mencintai minho.

Minho tersenyum melihatku. “kau sudah tau jawabannya?”, aku mengangguk cepat. “kau tau? Aku juga  merasakan hal yang sama padamu. Dan mulai detik ini juga, aku memohon untuk kedua kalinya kepadamu,, nae yeojachingu gadwaeo jullae?” aku mengangguk untuk kesekian kalinya, sepertinya perasaan ini membuatku bisu. Dan minhopun langsung memelukku. “saranghaeyo~~”

“nado saranghaeyo minho-ya~” aa~ akhirnya aku bisa berbicara kembali (?)

“jeongmalyo? Kalau begitu kau lebih mencintai aku atau matamu?”

“tentu saja aku mencintai mataku. “ jawabku masih dalam pelukannya. Seketika dia langsung melepaskan pelukannya. Terpancar kekecewaan dari wajahnya. Aku tersenyum. “tapi rasa cintaku tentu lebih besar kepadamu sekarang. Lebih besar dari bulan itu.” Ujarku sambil menunjuk bulan dia tersenyum dan kembali memelukku.

Disaksikan bulan malam ini, ku harap ini tidak pernah berakhir.

-THE END-;

Rabu, 22 Juni 2011

wah. akhirnya jadi juga blognya.
setelah sekian lama pengen bikin dan bertahun-tahun di tunda~~~