Cast : lee hara as me
lee jinki as onew
lee taemin as taemin
song dambi as dambi
(Lee semua? - -'a #abaikan XD)
Malam ini, entah untuk yang keberapa kalinya, aku menangisi orang yang sebenarnya tak pantas untuk ku tangisi. Harapanku sangat besar untuknya dan terlalu besar sampai-sampai hingga detik ini air mataku akan keringpun, aku masih meyakini satu hal,,’dia pasti berubah’.
Aku tak pernah tau kapan. Hubungan yang hampir 5 bulan ini cukup melelahkan bagiku. Semua harapanku dan keyakinanku seperti hanya membuang waktuku saja.
“berhentilah menangis. Aku tak pantas ditangisi. Aku minta maaf. Aku salah. Aku janji tak akan mengulanginya lagi.”, ujarnya sedikit membentak membuatku makin sedih. Kenapa jadi dia yang membentakku.
“ya!(hei!) Apa-apaan kau ini? Apa kau masih tidak sadar tingkahmu sangat melukaiku?”, aku masih saja menangis,,,menangis tanpa suara. Aku tidur sekamar dengan yeodongsaengku (adik perempuan) sudah seminggu belakangan ini. Dia merasa seperti ada yang mengintip dari jendela kamarnya dan itu membuatnya sangat takut. Dan aku tidak mau mengganggunya tidur karena sudah beberapa malam dia tidak tidur karena si pengintip gila itu.
“hh~ aku memang jahat. Tapi aku berjanji akan berubah untukmu. Jangan menyerah ya. Bantu aku..”. kudengar suaranya bergetar, pasti sebentar lagi dia akan menangis. Sungguh aku tidak sanggup mendengar tangisnya. Itu yang membuatku selalu luluh olehnya.
Hh!! Entah harus berapa kali lagi aku harus mendengar ucapan yang sama seperti itu. Kucampakkan handphoneku begitu dia menutup teleponnya dari seberang sana. Kurasakan mataku perih dan lelah, kepalakupun sudah sangat berat dan sakit. Pasti besok aku demam.
“semoga dia benar-benar berubah….”, akupun tertidur di sisa tangisku.
---
“arggghhhhhhh….kepalaku..”, aku memegangi kepalaku. Sakit sekali. Ini bukan pertama kalinya kepalaku seperti ini. Malah pernah aku sampai tidak bisa bangun dari tempat tidurku. Aku tidak tau kenapa dan tidak pernah mencoba memeriksakannya. Aku sangat malas jika harus berhubungan dengan dokter.
“kau sudah bangun eonni(kakak perempuan)?? Kau mengigau sepanjang malam, menggangguku saja. Apa kau sakit?”, yodongsaengku langsung memegang dahiku, “ya!! Kau demam eonni!! Sebaiknya kau beristirahat tak perlu memaksakan diri ke kampus.”, ujarnya sambil memastikan kembali seragamnya dan dasinya telah terpasang rapi didepan cermin yang terpasang di dinding sebelah tempat tidurku.
“hmmhhh~”
Dongsaengku satu ini memang sangat perhatian padaku. Karena memang kami hanya tinggal berdua di kota ini.
“ne(ya) eomma(ibu), aku akan berhenti bekerja. Ne..ne..”
Eomma mengomel di seberang sana. Aku memang terlalu mudah sakit. Eomma sudah melarangku bekerja sampingan, cukup fokus kuliah. Tapi aku memang keras kepala. Aku sempat sakit di awal-awal aku bekerja dulu. Eomma sangat khawatir dan menyuruhku berhenti, tapi aku tidak mau dan beralasan ini-itu supaya eomma berhenti menyuruhku berhenti bekerja. Eomma pun mengalah dengan catatan, sekali saja aku sakit lagi aku benar-benar tidak diperbolehkan bekerja sampai aku selesai kuliah.
“ne eomma”, aku menutup telepon. Kutatap sekeliling kamarku. Semua terlihat rapi. Tidak ada yang perlu dibereskan. Dan tidak ada yang bisa ku kerjakan sepertinya. “aisssshh~ apa yang harus ku lakukan di rumah sendirian..”
Aku demam. Aku tidak kuliah hari ini. Kau pergilah kuliah sendiri. Jangan lupakan janjimu tadi malam.
Aku mengetik sms dan mengirimkannya ke namja(pria) yang selalu membuatku menangis sejak aku menerimanya menjadi namjachinguku(teman pria). Terkirim!
Oh. Baiklah. Istirahatlah yang banyak.
“hhhhhhhh~~~~~”, ku rebahkan kembali tubuhku ke atas tempat tidur dengan hati-hati, kepalaku makin sakit jika bergerak sedikit saja, “rasanya ingin mati saja~”. Pikiranku kini menerawang. Teringat kejadian saat aku masih bersamanya. Taemin. Dia mantan namjachinguku. Hubungan kami tidak direstui karena umurnya yang lebih muda dariku. “walaupun tidak ada yang setuju, hidupku tetap tak serumit ini. Aissshhh~ yasudahlah. Ini pilihanku.”. aku pun tertidur.
---
Hari ini kurasa aku sudah sanggup untuk kuliah. Dan seperti biasa onew menjemputku untuk berangkat kuliah bersamanya. Ya. Memang kami berkuliah di universitas yang sama, hanya beda jurusan saja. Dan tahun ini adalah tahun terakhirnya di kampus.
Tepat pukul 1 siang, kelasku berakhir. Aku langsung menuruni tangga menuju lantai dasar dan mencari namjachinguku itu di tempat biasa dia menungguku bersama teman-temannya. Hari ini dia ada janji dengan teman-temannya untuk sekedar melepas penat ditengah-tengah kesibukan mereka mengerjakan tugas akhir. Dan dia memintaku ikut bersamanya. Aku memang sudah cukup akrab dengan temannya belakangan ini, tepatnya sejak salah satu diantara mereka ada yang menyukai teman sekelasku. Dan itu membuatku merasa tidak apa-apa jika aku ikut menemani onew oppa(kakak laki-laki) bersama mereka.
“aku senang sekali hari ini.”, dia tersenyum dan merangkul bahuku. Sesekali dia melirik kesamping menatapku.
“hm. Jinja?(benarkah?) Wae?(kenapa?)”, aku tidak membalas melihatnya. Aku masih merasa sakit sebenarnya, hanya saja kucoba untuk menyembuhkannya sendiri. Dia berjalan sedikit mendahuluiku sambil terus merangkulku dan akhirnya dia berhenti dengan kedua tangannya di bahuku. Dia menatapku dalam.
“aku selalu senang bila terus bersamamu. Kau memang selalu ada untukku. Gomawo(terima kasih). Kau yang terbaik.”, dia memencet (?) hidungku lembut lalu mengedipkan mata. Aku tersenyum.
---
Aku sedang duduk di taman. Kulihat onew sedang duduk di seberang sana. Sepertinya sedang menunggu seseorang. Entah kenapa aku hanya ingin melihatnya dari kejauhan. Aku penasaran siapa yang sedang dia tunggu. Tidak lama seorang wanita menghampirinya. Ya!! Sepertinya aku kenal. Dia duduk di sebelah onew dan onewpun merangkulnya. Benar-benar pemandangan yang meyakitkan. Tanpa terasa air mataku menetes..
-TBC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar